Kegiatan membaca
mempunyai berbagai tujuan. Bila tujuan yang hendak dicapai adalah dengan cepat
dan tepat serta sanggup menanggapi dan memahami sesuatu yang dituliskan secara efesien, maka faktor
kecepatan membaca memegang peranan yang
sangat penting. Hal itu disebabkan membaca secara lambat akan memboroskan waktu
dan menyebabkan wacana yang mudah akan terasa sukar. Lain lagi, dengan orang
yang dapat membaca cepat akan dapat menghemat waktu dan informasi yang
diperoleh akan lebih banyak.
Untuk membantu agar
para siswa menjadi pembaca yang baik dari lebih efesien, dapat dilakukan dengan
memberikan pengajaran serta praktek mengenai kelenturan atau fleksibilitas
dalam kecepatan membaca dikaitkan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu, perlu
diperhatikan jenjang pendidikan siswa yang akan diberikan pengajaran membaca
cepat tersebut.
Nurhadi (1989:29)
mengklasifikasikan kecepatan membaca pada jenjang:
SD/SLTP : 200 kata/menit
SLTA : 250 kata/menit
Mahasiswa : 325 kata/menit
Pasca sarjana : 400 kata/menit
Orang dewasa : 200 kata/menit
Dengan demikian,
kecepatan membaca tiap jenjang pendidikan berbeda-beda. Namun, ketentuan
tersebut dapat saja berubah sesuai dengan situasi tertentu misalnya, dalam
keadaan terdesak seseorang harus melipatgandakan kecepatan membaca dari
biasanya.
Membaca dengan
kecepatan tertentu bukan berarti akan berkurang atau tanpa pemahaman akan
wacana. Akan tetapi, dengan membaca cepat akan menghasilkan pemahaman dan
prestasi belajar lebih baik. Seperti dikatakan dalam psikologi umum: ingatan,
bahwa: “hasil belajar yang baik itu diperoleh dalam membaca yang tercepat” (
Verbeek S.J.,1985:22). Pernyataan Verbeek pun diperkuat oleh Baradja (1976:
2-3):
Membaca cepat tidak
hanya memperbaiki prestasi waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang
dapat diserap oleh pembaca. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi
mempunyai kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan matanya dengan
pola-pola tertentu, sehingga satuan-satuan pengertian dapat ditangkapnya dengan
efesien.
Dengan demikian,
perlu adanya pembiasaan membaca cepat pada siswa-siswa sekolah menengah sebagai
modal bagi mereka dalam menangkap informasi-informasi yang semakin pesat saat
ini.
Pengukuran Kecepatan
Membaca
Kecepatan membaca dan
pemahaman saling berhubungan erat. Kecepatan membaca merupakan kecepatan
pemahaman karenanya membaca cepat tanpa memahami isi bacaan tidak dapat
dikatakan membaca (Soedarso, 1994:14). Kecepatan membaca mempengaruhi pemahaman
membaca. Sebagai implikasinya adalah
kecepatan membaca harus disesuaikan dengan tujuan dan jenis bacaannya.
Untuk mengetahui
kecepatan membaca seseorang dapat digunakan rumus berikut ini:
Jumlah kata yang
dibaca / Jumlah detik untuk membaca x 60= jumlah kata per menit (kpm) (Soedarso,
1994:14)
Misalkan kecepatan
membaca seseorang adalah 800 kata dalam 3 menit dan 20 detik atau total 200
detik, maka kecepatan mebaca orang tersebut adalah: 800/200 x 60 = 240 kpm
Hakikat Skimming ‘Membaca
Sekilas/Selintas’
Seseorag yang
akan membaca dengan tujuan untuk
mendapat gambaran umum tentang wacana
akan membaca wacana secara menyeluruh tanpa terlalu memperhatikan secara rinci
kata-kata sulit dan informasi yang mendetil. Kegiatan ini merupakan slah satu
cara yang dapat dilakukan ketika siswa membaca wacana. Cara ini dikenal dengan
sebutan skimming. Dalam bahasa Indonesia skimming banyak diterjemahkan sebagai
‘membaca sekilas’atau ‘membaca selintas’.
Secara tidak
disadari, sebenarnya orang sering melakukan skimming ketika membaca berita atau
artikel tertentu. Hal itu dilakukan karena orang tersebut tidak memiliki waktu
yang cukup banyak untuk berlama-lama membaca sehingga orang tersebut cenderung
membaca artikel atau informasi yang paling khusus dari wacana yang dibacanya.
Tentang skimming atau
membaca selintas, Widyamartaya (1992:44) menjelaskan bahwa: “membaca selintas
digunakan dengan tujuan melakukan tinjauan sepintas lalu terhadap suatu
bacaan untuk memperoleh suatu keterangan
khusus yang diperlukan”. Keterangan khusus yang dimaksudkan dapat saja berupa
angka-angka, fakta-fakta tertentu, data statistik, atau informasi khusus yang
berkenaan dengan isi bacaan.
Dalam bukunya,
Tarigan (1985:32) mengemukakan tujuan membaca skimming, yaitu:
- untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
- untuk menemukan hal-hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
- untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
Untuk itu, kegiatan
membaca yang aktif karena melibatkan gerakan mata, kegiatan otak, dan penerapan
teknik membaca yang baik ini perlu dilatihkan secara intensif.
Selain Tarigan,
Soedarso (1994:88-89) pun mengemukakan tujuan membaca secara skimming. Tujuan skimming
adalah sebagai berikut:
- untuk mengenali topik bacaan;
- untuk mengetahui pendapat orang lain (opini);
- untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya;
- untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antara bagian bacaan;
- untuk penyegaran apa yang pernah dibaca misalnya dalam mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah.
Dengan demikian, skimming dapat digunakan oleh berbagai kalangan dalam situasi dan tujuan tertentu.
Keuntungan melakukan skimming
adalah pembaca dapat menemukan inti dari suatu wacana dengan cepat. Dengan
melakukan kegiatan skimming, pembaca bermaksud mencari inti dari suatu wacana
dengan cepat. Dengan melakukan kegiatan skimming, pembaca bermaksud mencari inti
wacana dengan memanfaatkan segala fasilitas yang ada alam wacana tersebut,
seperti grafik, kata-kata dicetak miring, atau digarisbawahi dan sebagainya.
Perlunya siswa dilatih teknik skimming dalam pembelajaran membaca adalah untuk
mempermudah siswa menemukan suatu gambaran umum dan memahami wacana dengan
cepat.
Tarigan (1985:31)
menguraikan cara menyajikan atau
memperaktekkan skimming kepada para siswa, antara lain:
- Bacalah sekilas kutipan ini untuk melihat apakah jawaban atas pertanyaanmu itu ada atau tidak di dalamnya.
- Bacalah sekilas cerita ini, lalu ceritakan kepada saya isinya. Kemudian bacalah itu secara biasa apakah kamu memperoleh informasi lain?
- Bacalah sekilas makalah ini, dan ceritakanlah pada teman-temanmu urutan peristiwa-peristiwanya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar