SUMBER BELAJAR

1.      Pengertian Sumber Belajar
Pengertian sumber belajar menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (dalam Zaitun Y.A Kherid, 2009:6) adalah:  Sumber belajar  (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Adapun yang menjadi fungsi dari sumber belajar adalah sebagai berikut :

1.  Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 
a.  Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. 
b.  Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2.  Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: 
a.  Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. 
b.    Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3.  Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: 
a.  Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis. 
b.  Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4.  Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: 
a.  Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
b.  Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5.  Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: 
a.  Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit. 
b.  Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

2.      Jenis-jenis dan Pemilihan Sumber Belajar
a)      Jenis-jenis Sumber Belajar
 Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu (Zaitun Y.A.Kherid, 2009 : 7) :
1.  Sumber belajar yang dirancang  (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2.  Sumber belajar yang dimanfaatkan  (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: 
1.  Pesan: informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2.  Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya.
3.  Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya.
4.  Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.
5.  Pendekatan/ metode/ teknik: diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat,  talk show dan sejenisnya.
6.  Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

b)   Pemilihan Sumber Belajar
 Mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting karena dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, Zaitun Y.A.Kherid (2009:8) yaitu.
1. Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2. Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
3. Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4.  Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan  waktu yang tersedia.
5.  Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa.
6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdaya guna.

c)    Sumber Belajar yang Dapat Dimanfaatkan
Zaitun Y.A.Kherid (2009 : 9) dalam modulnya yang berjudul “Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber” menyebutkan bahwa terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut:

1.  Perpustakaan
Selama ini, perpustakaan di sekolah hanya sebagai pelengkap.Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar.Perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakaan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antar kelompok belajar.Oleh karena itu sebuah perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakaan dikelola secara baik. Kedua,  tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. Ketiga, memilikiruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga  siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran. 

2.  Media Belajar/Alat Peraga
Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelayakannya.Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai sumber belajar.

3.  Majalah Dinding
Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris.Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dan lain-lain.Di samping itu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya.Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa, sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah.Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan.

4.  Sumber lainnya
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di  masyarakat misalnya:
a.    Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan).
b.    Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan.
c.    Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
d.    Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dan lain-lain).
e.    Berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentunya masih banyak.
Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap  kualitas pembelajaran, artinya sejauh mana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.


Sumber Bacaan
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Arends, Richard, I. 1997. Classroom Instruction and Management. New-York: McGraw-Hill.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
------- dan Muhammad Nur. 2005. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.
Hamalik, Oemar (2001) Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito
Kasdi, S. Dan Muhammad Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Khabibah, S. 2006. “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SD” .Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Komarudin. 2005. “Langkah-langkah Praktik Belajar Pengetahuan Sosial/Pembelajaran Portofolio”. Makalah Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Fasilitator Guru Bidang Studi IPS MTs Tingkat Nasional, Diselenggarakan oleh Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI.
Lincoln, Yvonna S., and Guba, Egon G. 1985.Naturalistic Inquiry.
London: Sage Publications.
Muhibbin Syah, 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya,
Mulyono, Abdurrohman.  1999. Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Sudjana, (1989: 140)Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Oemarjati, Boen S. 1996. “Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa” dalam Sumardi (ed). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Rahadi, Aristo. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. (2010).  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :  Rineka Cipta
Sudjana (1989), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Uzer, Moh. Usman dan Setiawati, Lilis.(1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Rosdakarya.
Winarno Surakhmad (1980:25). Interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Jemmars
Woods, D. 1985. “Problem-Based Learning and Problem Solving” in D. Boud (ed). Problem-Based Learning for Professions. Sydney: HERDSA.

= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post