Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada Mata Pelajaran Matematika SMP

LAPORAN PTK ATAU PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA SMP


BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabat, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. (Puskur, 2006). Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistimatis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.


Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut diatas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan  symbol, label, diagram dan media lain. (Puskur, 2006).
Pendekatan pemecahan masalah merupakan focus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya, Dalam setiap kesempatan, pembelajaranmatematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, label, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri dan pengukuran
4. Statistik dan Peluang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang selalu mendapat perhatian. Mata pelajaran ini pada setiap Ujian Akhir Semester selalu menempati angka yang memprihatinkan. Padahal matematika merupakan sarana penunjang bagi ilmu Iain baik pengetahuan alam maupun ilmu-ilmu sosial lainnya. Oleh karena itu masalah pernbelajaran matematika di sekolah harus segera diatasi. 
Selama ini pembelajaran matematika cenderung rnonoton, dimana guru hanya memberikan contoh yang dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru jauh lebih sukar dari pada contoh yang diajarkan. Proses pembelajaran diatas berdampak pada semakin menurunnya pemahaman dan hasil, serta aktivitas belajar siswa. Tugas yang rnernberatkan bagi anak justru  berbalik pada keengganan anak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berimplikasi pada kejiwaan anak untuk selalu menghindari hal-hal atau materi pelajaran yang berhubungan dengan menghitung. 

Dari analisis hasil ulangan harian di Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang   semester ganjil untuk materi pembagian diperoleh nilai rata-rata sebesar 5,2 (64%) sedangkan siswa yang yang memperoleh nilai 6 keatas sebesar 36 %. Dengan demikian sebagian besar siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon, Kab. Pandeglang   masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembagian dan operasinya. Ketidaktuntasan ini merupakan masalah yang harus segera diatasi karena pemahaman konsep matematika merupakan  dasar bagi kelanjutan belajar siswa pada pelajaran matematika selanjutnya. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru-guru kelas lainnya, masalah inipun dialami oleh mereka dimana para guru mengalami kesulitan untuk menanamkan konsep pembagian terhadap siswa, sekalipun mereka sudah mengupayakan siswa untuk menghafal dari I sampai 100 melalui tabel pembagian yang dirancang guru. Oleh karena itu penulis termotivasi dan menganggap masalah ini sangat penting dan harus sesegera mungkin diatasi. 

Metode latihan yang disebut juga "dril"l atau metode "training" merupakan suatu cara pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan. Metoda drill ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari (Mansyur, 1981).

Dengan melakukannya secara praktis pemahaman konsep matematika, anak dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian metode drill ini bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi buta. Secara mekanis bukan sekedar asal mengulang, melainkan melaksanakan latihan dengan pengertian dan mempunyai tujuan yang jelas sesuai dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi anak. 

Latihan dilaksanakan dengan pengertian, berarti siswa tidak asal melaksanakan latihan-latihan. Untuk mendapatkan perkembangan dalam pengetahuan atau perkembangan dalam kecakapan, diperlukan adanya tujuan, proses drill atau latihan harus dilaksanakan secara efektif. Sehingga latihan (drill) yang dilaksanakan dapat :
a.     Membentuk kebiasaan, ketepatan dan kecepatan siswa dalam memahami konsep belaj ar matematika.
b.     Memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan dalam membentuk konsentrasi siswa dalam belajar.
c.     Membentuk kebiasaan yang komplek menjadi sederhana.
Dalam melaksanakan metode latihan kaitannya dengan pembelajaran matematika (pembagian), guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.     Memberi contoh dengan jelas materi yang akan dilatihkan.
b.     Selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam operasi pembagian.
c.     Memperhitungkan tingkat latihan yang perlu dicapai sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa serta permasalahan yang muncul. 
d.     Perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan untuk merangsang aktivitas dan pemahaman siswa.

Dari uraian diatas jelas bahwa latihan yang terstruktur bagi siswa dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang sangat penting. Latihan atau drill yang diorganisasikan dengan baik dapat meningkatkan kebiasaan. ketepatan dan kecepatan siswa dalam memahami konsep belajar matematika. Oleh karena itu peneliti mencoba memecahkan masalah ini melalui metode drill. Metode ini dipilih karena menurut peneliti dengan metode drill ini akan memberikan kesempatan lebih luas bagi siswa untuk memahami dan menyelesaikan operasi pembagian.


B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah
1) Perumusan Masalah
Untuk memperrnudah dalam menganalisa hasil permasalahan, maka penjabaran permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
a.     Apakah metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang  
b.     Apakah metode drill dapat meningkatkan pemahaman Persamaan Linear Satu Variabel bagi siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang  

2) Pemecahan masalah
Untuk mengatasi masalah diatas peneliti mengupayakan suatu bentuk proses belajar mengajar yang dapat mendorong aktivitas dan sekaligus juga dapat meningkatkan hasil belajar. Peneliti berpendapat jika siswa diberikan kesempatan untuk terus berlatih atau terus mencoba secara berulang-ulang secara terstruktur maka akan membantu pemahamannya, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi ketika mereka menyelesaikan soal operasi pembagian.
Metode latihan atau drill yang diorganisasikan dengan baik dapat Meningkatkan kebiasaan, ketepatan dan kebiasaan siswa dalam memahami konsep (Mansyur, 1981). Metode drill merupakan metode yang memberikan kesempatan yang besar terhadap siswa untuk berlatih, mencoba dan memperbaiki kesalahan yang pada akhirnya siswa akan dapat dengan sendirinya menemukan jalan penyelesaiannya.

C. Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.     Efektiftivitas penerapan metode drill terhadap peningkatan aktivitas belajar matematika siswa Kelas VII G-SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang  
b.     Efektiftivitas penerapan metode drill terhadap peningkatkan pemahaman Persamaan Linear Satu Variabelbagi siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang   





D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang diselenggarakan diharapkan bermanfaat bagi :
a.     Siswa : dengan penelitian ini akan memberikan motivasi, sehingga siswa selalu senang dan menyukai matematika, serta akan terbiasa mengerjakan soal matematika yang lain dengan metode drill. 
b.     Guru : hasil penelitian dapat memberikan penjelasan yang mendasar bagi guru-guru memilih dan menggunakan metode drill sebagai salah satu altematif metode yang digunakan dalam pembelajaran .
c.     Sekolah : akan mendorong peningkatan hasil belajar secara umum sehingga rata-rata hasil belajar matematika di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang   akan meningkat. Hasil penelitian ini juga akan memberikan dasar arahan kebijakan kepala sekolah dalam memilih metode yang akan digunakanoleh tenaga edukatif lain di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang  .

E. Ruang Lingkup Pbnelitian
Penelitian ini dititik beratkan pada penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode drill, sebagai upaya dalam memperbaiki aktivitas dan hasil belajar. Batasan-batasannya adalah sebagai berikut :
a.     Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar berlangsung.
b.     Hasil belajar adalah hasil evaluasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelaj aran dengan menggunakan teknik drill. 
c.     Pembelajaran dengan menggunakan teknik drill adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara berulang-ulang dan melalui beberapa siklus.

BAB II KAJIAN TEORI
Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematica, yang mula-mula berasal dari kata Yunani mathematike yang berarti pengetahuan atau ilmu, kata mathematike berkaitan pula dengan kata mathenein yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdikbud). 
Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Kline, 1973). Jika kita mengartikan matematika sebagai ilmu, maka matematika adalah salah satu cabang ilmu yang tersusun secara sistematis dan eksak. Pengertian eksak tersebut tidak berarti bahwa matematika eksak secara mutlak, akan tetapi matematika sebagai ilmu lebih eksak dari pada ilmu-ilmu sosial dan lebih eksak dari pada ilmu-ilmu fisik. Oleh karena sifatnya yang eksak ini maka matematika sering kali disebut sebagai ilmu pasti.
Jika kita menengok sejarah perkembangan dari matematika nampak matematika dikembangkan secara tidak teratur dalam arti secara berulang dan bahkan boleh dikatakan secara serampangan, secara sebagian-sebagian,dan secara tetus-menerus mengalami perubahan baik metode maupun isinya. Hal ini dikarenakan adanya bermacam alasan orang dalam mengembangkan matematika, yakni ada orang yang mengembangkan matematika untuk keperluan penggunaan diluar matematika dan ada orang yang mengembangkan matematika dalam penggunaan dan pengembangan matematika itu sendiri.

A. Metode Pcmbelajaran Matematika
Matematika mulai diajarkan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat matematika telah telah terbukti sangat bermanfaat bagi siswa baik dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa matematika bagi sebagian siswa merupakan pelajaran yang sangat sulit, sehingga seringkali kita temui siswa Sekolah Menengah Pertama tidak menyenangi pelajaran matematika, dan sering pula kita temui siswa yang pada mulanya menyenangi pelajaran matematika kemudian tidak menyenangi. Sebagai guru hendaknya kita mampu mengantisipasi agar keadaan seperti diatas tidak terjadi. Oleh karena itu guru harus mampu mengembangkan metode pembelajarun yang mampu mendorong minat siswa untuk mempelajari semua mata pelajaran.

B. Aktivitas Belajar Matematika
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selain secara fisik maupun mental. 
Aktivitas belajar menurut Sudirman (1992:95), merupakan kegiatan yang penting dalam belajar. Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya pada hal-hal yang kurang jelas, mencatat, mendengarkan, berfikir, membaca atau kegiatan yang dapat menunjang prestasi belajar. Sedangkan Djamarah dan Zain (1996 : 44) menyatakan bahwa keaktivan anak didik tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kuiang akttf maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan belajar merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakakukan oleh siswa di sekolah. paul B. Diedrich (Sardinian, 1992: 100 ) menggolongkan aktifitas siswa ke dalam 8 jenis kegiatan, yaitu :
a.    visual activities, termasuk didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan percobaan orang lain. 
b.    Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
c.    Listening activities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato. 
d.    writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.
e.    Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram 
f.    Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan membuat beternak 
g.    Mental activities, memecahkan soal, keputusan. konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil
h.    Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas diatas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan  tersebut dapat diciptakan di sekolah, sekolah akan menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan dapat memperlancar peranannya sebagai alat transformasi kebudayaan.




C. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran, bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. 
Ahmadi (1984 : 35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes. walaupun telah banyak alat untuk membantu orang melakukan perhitungan dengan cepat, namun berhitung dengan cepat dan tepat tanpa alat dalam bela-jar matematika di sekolah tetap diperlukan drill atau latihan. 
Tujuan menggunakan metode drill atau latihan dalam pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan kemampuan, kecepatan dan ketepatan dalam mengingat fakta-fakta dasar serta mengungkapkan kembali ingatannya, misalnya di Sekolah Menengah Pertama kelas 2, setelah siswa memahami operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat I sampai dengan 100, akhimya siswa dituntut untuk mampu mengerjakan operasi itu dengan cepat dan tepat. Tentunya hal ini memerlukan ingatan (hafalan) dari siswa. oleh karena itu metode drill sangat tepat digunakan disini. Jelas bahwa tujuan penggunaan metode drill atau latihan dalam pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan kecepatan dan kecermatan siswa dalam belajar matematika. 
Yang perlu diperhatikan guru dalam penetapan metode drill adalah bila perlu saja, sebab pembelajaran yang menekankan keterampilan saja tanpa pengertian dan sedikit aplikasi dalam kehidupan sehari-hari akan sedikit yang dapat diingat siswa. Penetapan metode drill harus tepat waktu, artinya jika terlalu dini maka memungkinkan siswa-siswa yang belum paham fakta dan algoritma akan menjadi lamban dalam menyelesaikan soal atau masalah, karena masih ada yang belum dipahami. Tetapi bila pemberian drill atau latihan terlambat, maka siswa akan lambat dan mengalami kesulitan dalam belajar materi berikutnya yang terkait. Misalnya pada pembelajaran matematika, banyak siswa yang terampil berhitung. tetapi banyak pula siswa yang tidak memahami konsep operasi bilangan. 
Pembelajaran pada dasamya menciptakan suasana agar siswa mau belajar dan menyiapkan substansi yang dipelajari. Keberhasilan belajar dalam mempelajari suatu materi pelajaran (subject matter) terletak pada pembelajar, pengelola belajar, kondisi belajar (condition of learning) membangun struktur koqnitif pada bangunan pengetahuan awal dan mempresentasikan kembali secara benar. 
Pengelolaan belajar dan kondisi belajar seseorang mempengaruhi proses pembangunan pengetahuan dan struktur koqnitif pembelajar, kondisi belajar berkaitan dengan materi atau topik yang dipelajari (content) dan pengelolaan belajar berkaitan dengan cara membangun pengetahuan. Dalam pembelajaran matematika pun pembangunan pemahaman terhadap operasi-operasi matematika dan konsep-konsep matematika bergantung pada kesiapan dan kemampuan seseorang untuk membangunnya. oleh karena itu guru harus dapat menciptakan interaksi belajar yang dapat membantu siswa membangun kesiapan belajarnya, dalam hal ini adalah kemampuan dalam membangun materi.
Kondisi belajar mengajar yang dibangun oleh guru harus juga dapat membangun pemahaman siswa serta dapat mendorong aktivitas siswa. Mctode drill (Sudirrnan : 1998 : 64) merupakan metode yang mendorong siswa untuk mengulangi beberapa kegiaian sampai dapat menemukan jawabannya. Dalam hal ini drill dapat digunakan sebagai metode latihan. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengulang-ulang kegiatan belajar sampai siswa dapat memecahkan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang   dengan mengambil salah asatu kelas, yaitu Kelas VII G sebagai subyek penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dengan demikian penelitian ini berlangsung kurang lebih sampai dengan satu bulan ( Minggu II Agustus sampai dengan Minggu II September 2011).

B. Jenis dan Sasaran Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dan sasaran yang di teliti adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. Jenis Data
Ada dua jenis data yang menjadi sumber dari penelitian ini, yaitu :
1)    Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.
2)    Data kuantitatif, yaitu data yang bersumber pada evaluasi hasil belajar siswa.

D. Teknik Pengumpuian Data
Data dikumpulkan melalui observasi, calatan harian, tes kemampuan pemahaman matematika.
a.     Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan pemahaman siswa dan diukur melalui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai pendukung untuk menuju kepada pemahaman konsep operasi hitung campuran. Di dalam observasi diantaranya akan melihat peningkatan proses pembelajaran yang meliputi peningkatan frekuensi dan kualitatas pertanyaan, jawaban atau sanggahan siswa kepada guru maupun sesama temannya selama interaksi belajar mengajar. Data aktivitas ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, mengisi check list dengan tanda V.

b.     Jurnal Harian
Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum dalam lembar observasi. oleh karena itu dilengkapi lagi dengan jurnal harian I catatan harian yang merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana. Perilaku khusus siswa dan guru maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan langkah-langkah berikutnya bisa dicatat dalam jurnal harian tersebut. Dalam jurnal ini pun dimasukkan catatan mengenai kegiatan guru yang berlangsung di dalam kelas.
c.     Data Test Kemampuan Pemahaman Matematika pada Konsep operasi Hitung Campuran pada Siklus I dan II
Data ini juga memanfaatkan data kuantitatif yang diambil dari setiap siklus, baik dari siklus I sampai siklus II. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya pelaksanaan siklus dapat diketahui dan kemajuan perkembangan yang didapat oleh siswa dengan pembelajaran metode drill. Dengan demikian hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, dan bahan refleksi untuk merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.
d.     Foto.
Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas kelas atau untuk memperjelas data dan hasil observasi dari pene litian ini, digunakan foto. Foto ini juga dapat membantu dalam evaluasi tentang data-data lainnya.

E. Instrumen Peneiitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Seperangkat soal tes pada siklus I, siklus II dan tugas rumah.
2. Lembar kegiatan siswa
3. Lembar observasi
4. Catatan lapangan

F. Analisis Data
1.     Data Observasi
Data observasi ini diambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh kolaburator sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dikelas. pengolahannya dengan menggunakan mmus: A/Bx 100%
Dimana =
A : frekuensi aktivitas yang teramati (bertanya, menjawab, menyanggah, mengemukakan pendapat) 
B : frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi
2.     Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan. Penelitian berlangsung baik pada siklus I dan siklus II.
3. Data Test Hasil Belajar
4. Hasil pretest dan postest pada masing-masing siklus, peneliti menentukan nilai setiap siswa dengan pemberian nilai skala 100. Kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai > 60 Banyaknya siswa yang mendapat nilai > 60 dihitung persentasinya

G. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini akan dilakukan dengan tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi yang akan membentuk siklus.

H. IndikatorKeberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah 70 % siswa  aktif dalam kegiatan pembelajaran dan adanya peningkatan hasil belajar.

Siklus 1    Perencanaan
    identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah 
    Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengaja
    yaitu dengan pembelajaran metode drill 
    Menentukan pokok bahasan
    Mengembangkan skenariopembelajaran
    Menyusun bahan ajar
    Menyiapkan sumber belajar seperti buku
    Mengembangkan format evaluasi 
    Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan
    Menetapkan tindakan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah ditetapkan.
    Melakukan evaluasi yaitu dalam bentuk test kemampuan pemahaman matematika
Pengamatan 
    Melakukan observasi dengan memakai format observasi
Refleksi
    Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari tindakan yang telah dilakukan.
    Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario
    Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya
    Evaluasi tindakan
Indikator keberhasilan Siklus I
    Instrumen - instrument yang telah disiapkan pada siklus satu dapat terlaksana semua
    Siswa mampu belajar atau berdikusi dengan teman dalam membahas tugas yang diberikan
    Siswa mampu belajar dalam kelompok  
    Hampir > 50% siswa mendapatkan nilai sama dengan atau di atas  65 pada test kemampuan pemahaman matematika 
    Selain itu berdasarkan pengamatan, siswa aktif hampir sama dengan atau di atas  50%

Siklus 2    Perencanaan
    Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan Tindakan 
    Melaksanakan program tindakan
Pengamatan 
    Pengumpulan data tindakan II
Refleksi 
    Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan Siklus II 
    Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat terlaksana semua
    Aktivitas siswa dalam belajar atau berdiskusi meningkat
    Adanya peningkatan siswa mampu belajar kelompok
    Hampir sama atau diatas  60% siswa mendapatkan nilai  sama atau diatas  65 pada test kemampuan pemahaman matematika
    Selain itu berdasarkan pengamatan siswa aktif sama atau diatas 70%. 




= Baca Juga =



3 Comments

Previous Post Next Post