PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR

Pengertian Motivasi Belajar


1. Pengertian Motivasi Belajar

Motif diartikan sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman  (1996:73) motif yang sudah aktif disebut motivasi. Motivasi merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi bisa ditafsirkan melalui tindakan individu yang bertingkah laku, sehingga motivasi merupakan konstruksi jiwa.  Kedudukan motivasi sejajar dengan isi jiwa sebagai cipta (kognisi), karsa (konasi), dan rasa (emosi) yang merupakan tridaya.  Apabila cipta, karsa dan rasa  yang melekat pada diri seseorang, dikombinasikan dengan motivasi, dapat menjadi catur daya atau empat dorongan kekuatan yang dapat  mengarahkan individu mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.

Pengertian Motivasi Belajar


   Lawler (2004:1) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab seseorang melakukan  suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara sadar, meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan suatu kegiatan yang tidak disukainya.  Kegiatan yang didorong oleh sesuatu yang tidak disukai berupa kegiatan yang terpaksa dilakukan cenderung berlangsung tidak efektif dan tidak efisien.
   Motivasi juga dapat dinilai sebagai suatu daya dorong (driving force) yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan.  Hal ini dijelaskan oleh Chauhan (1998:67) bahwa motivasi menunjuk pada gejala yang melibatkan dorongan perbuatan terhadap tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Egsenck (Slameto, 2003:170) motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Seseorang termotivasi atau terdorong untuk melakukan sesuatu karena adanya tujuan atau kebutuhan yang hendak dicapai.
Menurut Sardiman (2008:58) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari arti motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (berulang-ulang).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi merupakan penggerak dalam diri manusia untuk berbuat serta memberikan arah kepada perbuatan tersebut.  Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh motivasi siswa untuk menghasilkan sesuatu. Motivasi merupakan keadaan psikologis yang manifestasinya dapat diketahui melalui tingkah laku.  Seseorang akan belajar dengan gigih kalau dia mempunyai motivasi yang sangat kuat.  Sebaliknya seseorang mungkin akan malas dalam belajar  kalau ia tidak mempunyai motivasi untuk belajar.  Untuk memperoileh hasil yang baik dalam belajar di samping memerlukan kecakapan pribadi, juga memerlukan motivasi agar hasil belajar menjadi lebih optimal.
Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi siswa merupakan salah satu faktor yang dominan bagi seseorang siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang mendapat hasil belajar yang optmal karena siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun kecakapannya sedang-sedang saja.  Sebaliknya tidak jarang ditemukan siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang optimal karena siswa tersebut tidak memiliki motivasi belajar yang baik. Makin tinggi motivasi seseorang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran makin tinggi pula kemungkinannya untuk dapat hasil belajar yang lebih baik.



       2. Macam-macam Motivasi
Menurut Sardiman (2008:68), terdapat du jenis motivasi belajar ada 2 yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu ada perangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar.

b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku tersebut.
Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru sebagai pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
Dua jenis motivasi yang disebutkan di atas merupakan pembagian motivasi dilihat dari asal usul atau sumber dorongan. Hal ini berbeda dengan pendapat Siagian (2004 : 35) yang juga membagi mitivasi dalam dua macam, yaitu:
1)    Motivasi positif, adalah suatu proses mempengaruhi orang lain atau individu agar mau melakukan apa yang diinginkan, dan jika orang yang dimotivasi dapat melakukan pekerjaannya dengan prestasi yang baik maka diberikan imbalan atau penghargaan. Contoh dari bentuk motivasi positif adalah juara kelas bagi siswa yang memiliki nilai tertinggi, kenaikan kelas, pernyertaan dalam pendidikan dan latihan baik di dalam negeri maupun di luar negeri bagi siswa.

2)         Morivasi negatif, adalah dorongan untuk melakukan sesuatu pekerjaan bukan untuk kepentingannya akan tetapi atas dasar rasa takut terhadap ancaman  yang  diberikan.  Bentuk  motivasi  ini  mengandung unsur paksaan untuk belajar, akan tetapi bila unsur paksaan dan penggunaan authority tersebut terlalu berlebihan, maka akan menyebabkan dorongan untuk belajar, akan tetapi  malah gagalnya usaha dalam menggali motivasi siswa.

     3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap siswa ada berbagai macam. Menurut Sardiman (2007:92), bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa adalah: tingkat motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat dan sifat pribadi. Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul pada diri siswa sehingga tercipta semangat belajar untuk melakukan aktivitas sehingga tercapai tujuan pemenuhan kebutuhannya.

     4. Indikator-indikator Motivasi Belajar
1)    Disiplin; disiplin ialah melatih dan mendidik (termasuk pelajaran mental dan moral) orang-orang terhadap peraturan agar ada kepatuhan dan kemudian supaya dapat berjalan dengan tertib dan teratur dalam organisasi." Disiplin merupakan suatu pelatihan dan pendidikan kepada siswa agar dengan senang hati melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan perintah guru di sekolah.
2)    Kepuasan; kepuasan belajar adalah cara seorang siswa merasakan apa yang dipelajari dapat bermanfaat bagi dirinya. Kepuasan merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap tugasnya yang didasarkan atas aspek-aspek tugasnya. Seorang siswa yang memperoleh kepuasan dari belajarnya akan mempertahankan prestasi belajarnya.
3)    Keamanan; rasa aman sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa karena rasa aman akan menimbulkan ketenangan kepada siswa di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar. Adapun yang dimaksud dengan rasa aman adalah: (a) aman untuk menghadapi masa depan seperti mempunyai nilai yang tinggi, dan (b) rasa aman di tempat belajar, barang milik, dan barang fasilitas belajar dari sekolah. Rasa aman ditempat belajar adalah suasana perasaan tenang pada saat siswa melaksanakan tugas-tugasnya di ruangan belajar. Suasana tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa pada saat melakukan tugas-tugasnya. Mereka tidak merasa terancam dan tertekan baik dari atas, sesama rekan siswa, dan pihak luar. Barang-barang milik siswa dan inventaris fasilitas belajar yang ditinggalkan di ruangan belajar maupun di lingkungan tempat belajar pun aman.

Menurut Dimyati & Mudjiono (2004:89), unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat  mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
 f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil danmemilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa. 

Adapun upaya untuk meningkatkan motivasi belajar menurut Robert (1990:153) yaitu:
            a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Kehadiran siswa di kelas merupakan awal dari motivasi belajar. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan bimbingan tindak pembelajaran bagi guru. Dalam upaya pembelajaran, guru harus berhadapan dengan siswa dan menguasai seluk beluk bahan yang diajarakan kepada siswa. Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran tersebut antara lain sebagai berikut:
1)   Belajar menjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
2)   Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana masalah yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
3)   Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu oleh karena itu guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek.
4)   Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang.
5)   Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh karena itu guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar.

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Unsur-unsur yang ada di lingkungan maupun dalam diri siswa ada yang mendorong dan ada yang menghambat kegiatan belajar. Oleh karena itu guru yang lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis tersebut dengan jalan :
1)   Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
2)   Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
3)   Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4)   Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5)   Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar.
6)   Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri.

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan
siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi  pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1)   Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa yang mereka tidak mengerti.
2)   Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3)   Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4)   Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran mengatasi kesukaran.
5)   Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6)   Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7)   Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
8)   Guru menghargai pengalaman dan  kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

            d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
Pengembangan cita-cita belajar dilakukan sejak siswa masuk sekolah dasar. Pengembangan cita-cita tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil. Sebaliknya dorongan keberanian untuk memiliki cita-cita diberikan kepada siswa yang berasal dari semua lapisan masyarakat.

       Menurut (Arni, 1999:64) ada tiga fungsi motivasi, yaitu sebabai berikut:
1)    Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)    Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.
3)    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Gagne (2000:73) bahwa kegiatan siswa dapat digolong-kan sebagai berikut.
a)      Visual activities, di dalamnya termasuk membaca, memperhatikan: gambar, percobaan dan pekerjaan orang lain.
b)      Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c)      Listening activities, meliputi kegiatan mendengarkan: uraian, percakapan, musik, diskusi, pidato.
d)     Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket.
e)      Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f)       Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun.
g)      Mental activities, sebagai contoh misalnya: mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil kesimpulan.
h)      Emotinal activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, tenang, gugup.



= Baca Juga =



1 Comments

Previous Post Next Post